Harddisk dan Mounting

Harddisk dan Mounting

Kita tahu bahwa saat ini, berdasarkan interface-nya HDD dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu yang menggunakan IDE dan menggunakan SATA.

Di Linux untuk pembagian HDD sebenarnya gampang. Untuk lebih mempermudah, Kita akan mulai membahas dari HDD yang berinterface IDE terlebih dahulu.

Umumnya, IDE terbagi menjadi 2, yaitu Primary dan Secondary. Nah, dari masing-masing IDE tersebut, dibagi lagi menjadi 2, yaitu master dan slave. Jadi urutannya akan menjadi seperti ini:
  1. Primary Master (hda)
  2. Primary Slave (hdb)
  3. Secondary Master (hdc)
  4. Secondary Slave (hdb)
Terlihat kalau urutannya di Linux dilambangkan dengan huruf a, b, c dan d.

Tetapi, perlu diingat juga, bahwa masing-masing HDD dapat juga dipartisi lebih dari 1. Nah, partisi sendiri bisa terdiri dari Primary Partition dan Extended Partition, yang terdiri dari beberapa logikal partisi.

Di Linux, setiap partisi dilambangkan dengan angka. Contoh, hda1 artinya Primary Partition pertama pada Primary Master HDD. Untuk lebih jelasnya, perhatikan penjelasan di bawah ini:
  • Primary Master
    • Primary Partition #1 (hda1)
    • Primary Partition #2 (hda2)
    • Extended Partition (hda5)
      • Logical Partition #1 (hda6)
      • Logical Partition #2 (hda7)
  • Secondary Slave
    • Primary Parttion #1 / CD-ROM (hdd1)
Anda lihat contoh di atas, ternyata untuk extended partition dimulai dari 5, dan logical partition juga dimulai dari 6. Dari mana angka tersebut? Kita tahu bahwa primary partition itu berjumlah maksimal 4 buah. Nah, di Linux, hda1 sampai dengan hda4 itu melambangkan primary partition di Primary Master HDD.

Untuk HDD yang bertipe SCSI dan USB-HDD ataupun USB Flash Disk, maka kode mountingnya adalah sda, sdb, dsb. Jadi perbedaannya hanyalah di huruf pertama saja yang diawali dengan huruf s, dimana untuk IDE diawali dengan huruf h.

Untuk membaca HDD, USB Flash Disk, CD-ROM, dsb (Selanjutnya disebut sebagai storage media), harus di lakukan mounting terlebih dahulu. Untuk distro-distro Linux terbaru, mounting storage media tersebut akan dilakukan secara otomatis. Tetapi bila ternyata belum dilakukan secara otomatis atau misalnya kita ingin melakukan mounting manual, Kita dapat menggunakan perintah mount.

Contoh:
  • Melakukan mounting terhadap HDD yang terletak di Primary Slave, pada partisi ke-2 yang mempunyai file system FAT32, perintahnya:
    mount -t vfat /dev/hdb2 /mnt/hdd2

    Perintah di atas akan melakukan mounting HDD tersebut ke direktori /mnt/hdd2, karena itu direktori hdd2 harus sudah ada sebelum melakukan mounting.
  • Melakukan mounting terhadap CD-ROM yang terletak di Secondary Slave, perintahnya:
    mount /dev/hdd /mnt/cdrom atau bisa juga dengan perintah berikut mount /dev/cdrom /mnt/cdrom.
  • Melakukan mounting terhadap USB Flash Disk, perintahnya:
    mount /dev/sda1 /mnt/usbfd

    Seringkali, USB Flash Disk tidak selalu di sda1. Untuk mengetahui USB Flash disk berada di mana, saat memasang USB Flash Disk, ketikan perintah berikut dmesg | tail . Nanti dari perintah tersebut akan muncul USB Flash disk tersebut berada di sda1, sdb1 atau yang lainnya.
  • Mounting ke jaringan linux yang beralamat IP 192.168.0.4 pada direktori /home/dokumen, perintahnya:
    mount -t nfs 192.168.0.4:/home/dokumen /mnt/nfs
  • Mounting ke jaringan windows yang beralamat IP 192.168.0.2 pada direktori sharing /home/dokumen, perintahnya:
    mount -t smbfs //192.168.0.2/home/dokumen /mnt/samba
    bila membutuhkan user name dan password, maka perintahnya menjadi:
    mount -t smbfs -o username=NamaUser,password=rahasia //192.168.0.2/home/dokumen /mnt/samba

    Perintah di atas, hanya bisa dilakukan bila samba client telah diaktifkan.

    Bagi yang menggunakan Windows 2003 Server, biasanya tidak bisa menggunakan smbfs, karena ada service dari Windows 2003 Server yang menghalangi. Untuk itu, coba gunakan file type cifs, perintahnya menjadi:
    mount -t cifs -o username=NamaUser,password=rahasia //192.168.0.2/home/dokumen /mnt/samba

    Perhatikan, karena menggunakan cifs, maka pastikan juga kalau cifs telah terinstall.
Terkadang setelah melakukan mounting, kita juga perlu untuk melakukan unmounting. Kegunaan dari perintah ini adalah untuk melepaskan file-file yang sedang digunakan, sehingga file tersebut tidak rusak. Contoh paling nyata adalah USB Flash disk, jika filenya dibuka dan USB Flash disk dicabut, maka ada kemungkinan file tersebut akan rusak. Jadi untuk amannya adalah menggunakan unmounting. Perintah unmounting adalah:
umount MountPoint.

Contoh berdasarkan contoh di atas, maka unmounting-nya adalah
  • umount /mnt/hdd2
  • umount /mnt/cdrom
  • umount /mnt/usbfd

No comments: